Tuesday, October 2, 2007

Sahabat Berubah, Malas Dekat-Dekat

If you’re alone, I’ll be your shadow.If you want to cry,I’ll be your shoulder.If you want a hug,I’ll be your pillow.If you need to be happy, I’ll be your smile...But anytime you need a friend,I’ll just be me.

Makna short poem semacam ini biasanya bakal jadi janji pembuka dalam persahabatan. Bahkan, ada yang sengaja menulisnya di buku diary bersama sebagai janji teman abadi.

Tapi, janji tak selalu bisa ditepati. Ombak selalu bisa datang, menenggelamkan perahu persahabatan yang tak kukuh. Melunturkan janji yang tertulis di diary.

Hati-hati dengan bosan. Ketika perasaan ini nempel di pertemanan, bosan bukan lagi hal biasa. Dia bisa jadi virus. Kalau boleh jayus, virusnya mari kita beri nama BBB alias Bukan Bosan Biasa. He he he.

Si BBB ini adalah salah satu ombak yang sering menerpa persahabatan. Paling nggak, ada 40 persen responden yang mengaku pernah jadi korban bosan dengan teman. Betty Sanchezh dari SMAN 15 Surabaya, misalnya. Dia mengaku mulai bosan dengan salah seorang teman karena sifat si teman yang berubah.

Sejak dua tahun lalu, Betty punya geng yang berisi enam orang. "Kami selalu sama-sama. Ke mana-mana bareng. Tapi, sejak kelas tiga, ada salah seorang yang akhirnya punya pacar," cerita Betty.

Sejak saat itulah, teman Betty itu nggak lagi bisa diajak seru-seruan. Dia jadi sering absen ketemuan. "Janji-janji juga sering dibatalin mendadak. Kami jelas kecewa," ujarnya.

Betty dkk pun mulai menyusun aksi peringatan. "Setiap dia datang, kami menjauh. Setiap dia ngajak ngomong, kami cuek. Biar sadar kalau dia juga butuh teman, bukan cuma pacar," jelasnya. Karena itu, si teman pun sadar diri dan mulai mengubah sikap. "Sekarang, kami sudah baikan lagi. Dia juga tetap bisa pacaran," lanjutnya.

Permasalahan Betty mungkin lebih simpel. Tapi, Andrianto Saputro asal SMP Shafta pernah sangat kecewa hingga jadi bosan dengan temannya. "Aku ngerasa dikhianatin," kata Andri. "Aku percaya banget sama dia. Semua masalah dan rahasiaku dia pasti tahu. Eh, nggak tahunya dia malah cerita ke orang lain," kesalnya.

Andri beruntung karena punya teman yang simpati dan menegur sahabatnya tadi. "Akhirnya, sahabatku sadar kalau kelakuannya salah. Dia langsung minta maaf," sambungnya.

Bukan cuma problem pelik yang bisa membuat pertemanan renggang. Nidya Sari yang sekolah di SMP Dr Soetomo pernah bosan dengan teman karena frekuensi ketemu berlebihan. Sejak kelas satu sampai kelas tiga, mereka selalu bersama, bahkan satu bangku.

"Awalnya sih senang, tapi lama-lama pengin juga merasakan dekat sama yang lain," cuapnya. Untung bagi Nidya, si teman bisa paham. Mereka pun mulai menjaga jarak, hanya bersama ketika di sekolah. "Tapi, kami tetap dekat kok," tambahnya.

Pilih Menjauh ketika Jenuh

Pernah merasa bosan? Cara paling efektif ya menghindar. Misalnya kalau bosan makan nasi, jangan dekat-dekat penjual nasi bungkus. Kalau bosan minum susu, nggak usah dekat-dekat -sapi. Kalau bosan duit, ya jauh-jauh aja dari ATM. He he. Simpel, kan?

Dan itulah tindakan yang bakal diambil responden (32,5 persen) ketika bosan sama sahabat. Lainnya, ada yang ngomong langsung ke sahabat (27,9 persen), ada juga yang memilih curhat ke teman lain (20,8 persen).

Yang pertama pengin berandai-andai apa yang bakal dilakukan ketika bosan sama sahabat adalah Bramantya Putra Teja, pelajar SMA YPPI 2. "Untuk sementara, aku bakal jalan sama teman-teman yang lain aja. Kalau dipaksa jalan terus pasti malah bikin bosan. Nanti, kalau udah nggak bosan, baru ngajak keluar sahabatku lagi," ujarnya.

Keputusan serupa bakal diambil Adinda Mustika. Dia bakal menjauh kalau jalan bareng dua sahabatnya mulai terasa membosankan. Tapi, perjuangan Adinda untuk menjauh bakal lebih berat dari Bramantya. Pasalnya, kedua sahabatnya itu satu kelas dengannya. Nah lho, trus gimana?

Aku bakal pindah tempat duduk. Kalau perlu, yang tempatnya rada jauh dari bangku mereka. Dengan sendirinya, bakal jarang ngobrol kan?" tutur cewek asal SMPN 12 itu.

Sudah sering dengar peribahasa "lain ladang lain belalang"? Kali ini, si Det bikin baru. Lain rumah, lain halaman. Lain halaman, lain pula belalangnya. Loh, kok balik "lain belalang"? He he he. Ya udahlah, intinya pemikiran satu manusia dengan manusia lain pasti berbeda.

Beda dengan dua reponDet tadi, Ivan Sumampou, pelajar SMP Angelus Custos II berkoar tegas kalau dia bakal ngomong langsung ke dua sahabatnya jika ternyata bosan. "Kalau curhat ke orang lain, akhir-akhirnya sahabatku pasti denger dan dengan versi yang salah pula. Kan bahaya!" jelasnya. Oke, sekarang si Det tanya, kalau kamu pilih cara yang mana?

Arti Sahabat Sudah Bergeser

Psikolog Josephine M.J. Ratna MPsi mengatakan pengertian dari kata sahabat saat ini adalah teman dalam menjalankan minat. Bukan lagi orang lain yang selalu bersama kita dalam semua aktivitas dan berbagi semua rahasia.

"Itulah sebabnya, kita jadi bisa punya banyak sahabat. Misalnya begini, kita melakukan minat X dengan A. Kemudian, menjalani minat Y dengan sahabat B," katanya.

Dari pengertian di atas, bisa ditarik suatu kesimpulan bahwa sebenarnya kita bukan bosan pada sahabat. Melainkan, kita tertarik pada minat lain yang tidak melibatkan sahabat tertentu di dalamnya.

"Akibatnya, kita seperti meninggalkan sahabat. Ada cara u ntuk mencegah hal tersebut. Yaitu, memperkenalkan, mengajak, atau melibatkan sahabat pada minat kita yang baru," katanya. ***(idps)

Sumber:
Jurnalnet.com, 2 Oktober 2007

No comments:

Post a Comment