Sunday, June 30, 2002

Bila Suami Anak Mami

Kegagalan Oedipus Complex

Menurut psikolog Dra. Josephine Ratna, M. Psych., sikap suami yang sangat tergantung secara psikis terhadap orangtua (ibu), itu karena dia gagal melampaui tahapan Oedipus Complex.

Suatu tahapan yang dilalui setiap orang pada usia antara 5-7 tahun. Dan itu terjadi akibat orangtua yang terlalu sayang kepada anak, sehingga tidak memberikan kesempatan pada anak untuk belajar mandiri. Sebuah rasa sayang terhadap anak yang salah dalam penerapannya.

"Karena terlalu sayang, si orangtua tidak memberi kebebasan anak. Setiap kali anak mau melakukan sesuatu selalu dilarang, dengan alasannya, khawatir terjadi sesuatu yang mencelakai anak. Begitu juga anak tidak diberi kesempatan mengerjakan sesuatu. Mainan atau pekerjaan yang seharusnya dilakukan anak, diambil alih, dengan alasan kasihan atau merasa anak tidak akan bisa. Itu dilakukan si ibu karena rasa sayangnya pada si anak, tanpa mengetahui atau memikirkan dampaknya psikologis pada anak," papar Vivin, panggilan akrab Josephine Maria Julianti Ratna.

Lebih parah lagi, lanjutnya, bila orangtua selalu mengatakan, "Kamu tidak bisa, sini biar mama yang mengerjakan," atau membela anak yang sedang dimarahi ayahnya. Kondisi ini membuat anak merasa nyaman bersama ibunya, sehingga tidak bisa melewati tahapan Oedipus Complex. "Kalau orangtua sayang terhadap anak, kasih sayang itu hendaknya diwujudkan dengan memberi kesempatan anak berusaha mandiri. Dan yang paling baik dilakukan adalah saat anak berusia 5-7 tahun, karena anak menentukan perkembangan dan keadaan psikis dikemudian hari.

Untuk mengubah sikap 'anak mami' menjadi seorang pria dewasa yang mandiri, menurut psikolog yang praktek di RS Surabaya International dan RSK Santo Vincentius A Paulo (RKZ) ini tidak mudah. Kuncinya ada pada ibunya. Selain harus memberi semangat untuk bersikap mandiri secara terus menerus, si ibu juga harus rela 'melepas' anaknya. "Kalau mengharapkan kesadaran muncul dari dai (suami- , Red) terlalu sulit," tandas Vivin. Kalau ibunya tidak 'rela' dan ikhlas melepas, kata Vivin, istri harus berjuang agar suami mau menjalani terapi atau konsultasi dengan psikolog. "Sekali lagi, kuncinya pada ibunya," tandas Vivin.

Sumber:
Harian Surya, Minggu 30 Juni 2002